Sukses Menghadapi Masa Remaja Anak

Sukses Menghadapi Masa Remaja Anak
sukses menghadapi masa remaja anak

Memiliki anak merupakan salah satu anugerah terbesar dalam suatu keluarga. Anak adalah amanah yang di dalamnya meliputi penjagaan, perawatan, pendidikan, dan pembimbingan. Tentu tidaklah menjadi orang tua yang amanah dan berbagai tantangan harus ditempuh, dan sebagian besar orang tua merasa kesulitan mendidik saat anak memasuki masa remaja.
Bahkan di antaranya angkat tangan ketika harus berhadapan atau berkomunikasi dengan anak.
Selain disebabkan karena pola asuh yang kurang tepat, juga karena faktor perkembangan zaman yang melibatkan gadget sebagai sarana anak mudah melihat banyak hal yang seharusnya tidak anak lihat.

Lalu apa yang harus dilakukan orang tua agar dapat sukses menghadapinya dan anak dapat melewati masa remajanya dengan baik dan bahagia?

  1. MENGETAHUI DUNIA REMAJA

Hal pertama yang harus orang tua ketahui dan selami adalah dunia anak saat ia memasuki masa remaja. Apa saja yang ia suka dan tidak suka, apa saja yang ia lihat dan dengar di rumah, sekolah, lingkungan ia bermain, maupun dari gadgetnya. Lalu kebiasaan apa saja yang ingin ia ketahui untuk kemudian mencontoh dan melakukannya sebagai bentuk rasa keingintahuannya.

Rasa tidak ingin terkesan kurang pergaulan atau tidak gaul pun menjadi penyebab ia takut ditinggalkan dan diremehkan teman-temannya. Karena bagi anak yang beranjak remaja, teman adalah segalanya.
Orang tua yang selalu menjadi idolanya mulai tergantikan oleh sosok lain yang dianggapnya baik, keren, juga berprestasi dalam berbagai hal.

◾️ APA SAJA YANG TERDAPAT DI DUNIA REMAJA SEORANG ANAK?

A. Ketertarikan akan hal-hal baru.
B. Mulai menyukai lawan jenis.
C. Teman dan idola adalah segalanya.
D. Panjang angan-angan.
E. Mudah marah dan putus asa.
F. Memiliki rasa hebat dalam diri.
G. Menentang dan menyepelekan orang tua.
H. Bangga dijuluki sebagai anak gaul.
I. Semangat belajar menurun.
J. Pengabaian terhadap kewajibannya dalam beribadah.

  1. ORANG TUA DAN ANAK HARUS TAU APA YANG HARUS MEREKA LAKUKAN

Mendampingi anak melewati masa remaja merupakan hal yang tidak mudah, terlebih jika anak tidak merasa dekat dengan orang tua, dan orang tua juga enggan mendekati anak serta tidak mau berupaya mengusahakan anak diberikan bimbingan atau arahan. Keterbatasan waktu, bahkan enggannya orang tua untuk meluangkan waktu untuk membersamai anak juga akan membuat anak tidak dekat dengan orang tua. Makan jangan heran jika anak menjadi tertutup, tidak mau terbuka kepada orang tuanya. Jika sudah seperti ini, orang tua sendiri yang akan merugi, karena pada akhirnya orang tua tidak akan maksimal menjalankan perannya dalam membimbing dan mengarahkan anak sukses menghadapi masa remajanya.

Yang harus dilakukan oleh orang tua adalah membuat anak terbuka kepadanya dengan cara :
‌- Membuat anak merasa nyaman dengan orang tua.
‌- Menjadi pendengar yang baik.
‌- Menghargai keberadaan anak setiap sedang bersama.
‌- Mengerti dunia anak.
‌- Membiasakan senantiasa mengusap kepala, merangkul, dan memeluk anak.
‌- Menatap mata sambil menggenggam tangan anak ketika berbicara dengannya.
‌- Menghargai dan endukung bakat serta minat anak disertai bimbingan.

Dan yang harus dilakukan oleh anak kepada orang tuanya agar ia sukses menghadapi masa remajanya adalah :

‌- Bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi kesyirikan.
‌- Memahami apa tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya.
‌- Terbuka kepada orang tua.
‌- Berteman dengan teman yang baik.
‌- Beradab dan berakhlak baik.
‌- Patuh dan berbakti kepada orang tua.
‌- Perbanyak memohon ampunan Allah.
‌- Banyak berdo’a.
‌- Jujur.
‌- Sabar.
‌- Semangat belajar menuntut ilmu syar’i.
‌- Semangat menggapai cita-cita.
‌- Semangat berbuat baik.
‌- Banyak mengingat Allah dengan berdzikir.

  1. ORANG TUA MENDIDIK ANAK DENGAN PENDIDIKAN AGAMA

Pendidikan agama adalah pendidikan pertama yang harus orang tua berikan kepada anak. Pendidikan agama ini akan memandu anak mencapai versi terbaiknya, karena anak akan selalu menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai pedoman hidupnya. Peran orang tua dalam pendidikan agama ini sangat menentukan shalih tidaknya seorang anak.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fitrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” [Muttafaqun Alaihi]

◾️ PENDIDIKAN AGAMA YANG DIMAKSUD ADALAH :

A). Pendidikan Aqidah yang benar.
Aqidah yang benar ini meliputi keimanan kepada Allah, Malaikat, Al-Quran, Rasul dan hari akhir, kemudian pembimbingan ibadah shalat, puasa, thaharah (bersuci) dan semacamnya dengan benar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ

“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.”
(HR. Abu Daud no. 495. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه berkata :
“Wahai anakku, jika engkau akan ‘shalat’, maka shalatlah sebagaimana orang yang shalat untuk yang terakhir kalinya. Janganlah engkau selama-lamanya mengira
bahwa engkau akan bisa untuk mengerjakannya lagi”
(lihat Kitab Hilyatul Auliyaa’ no. 789)

B). Penanaman Tauhid dan menjauhi kesyirikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat An-Nahl ayat 36:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

C). Perintah untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah ta’ala berfirman dalam sebuah ayat yang telah kita ketahui bersama:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ (٦)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At Tahrim: 6)

Seorang tabi’in, Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan :

تأمرهم بطاعة الله وتنهاهم عن معصية الله وأن تقوم عليهم بأمر الله وتأمرهم به وتساعدهم عليه فإذا رأيت لله معصية ردعتهم عنها وزجرتهم عنها

“Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka untuk berbuat taat kepada Allah dan melarang mereka dari berbuat durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menerapkan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan dan bantulah mereka untuk menjalankannya. Apabila engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka.” (Tafsir al-Quran al-’Azhim 4/502)

D). Menghafal Al-Qur’an dan menyimak Hadits.

Dari ‘Utsmaan Radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullaah bersabda :

“Sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari : 5027)

Dalam riwayat lain Al Imam Ibnul Jauzi Rahimahullaahu Ta’ala berkata:

وقد كان السلف إذا نشأ لأحدهم ولد؛ شغلوه بحفظ القرآن وسماع الحديث، فيثبت الإيمان في قلبه؛ فقد توانى الناس عن هذا، فصار الولد الفطن يتشاغل بعلوم الأوائل، وينبذ أحاديث الرسول صلى الله عليه وسلم، ويقول: أخبار آحاد! وأصحاب الحديث عندهم يسمون: حشويَّةً!!

Dan sungguh salaf dahulu, apabila tumbuh seorang anak milik salah satu dari mereka, mereka menyibukkan anak tersebut dengan hafalan Al Quran dan menyimak hadits, Maka keimanan tertanam kuat dalam hati anak tersebut. Dan sungguh, sekarang manusia meremehkan perkara ini, lalu anak-anak yang cerdas sibuk dengan ilmu-ilmu filsafat, dan mereka mencampakkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berkata: “Itu khobar-khobar aahaad.” Dan ahli hadits di sisi mereka diberi julukan “hasyawiyyah!!”
(Shoidul Khotir, 491)

E). Pengajaran Adab dan Akhlak.

Didik anak dengan adab-adab umum seperti adab makan dan minum, tidur, berpakaian, bertamu, meminta izin, menutup aurat, adab bermajelis, adab di jalan, adab membaca Al-Qur’an, ketika ke masjid, pasar, buang hajat, adab bergaul, bersin dan menjawabnya, dan sebagainya. Contohkan serta lakukakan secara rutin agar anak terbiasa melakukan adab-adab tersebut.

Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy:
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”

Selain pengajaran adab, pengajaran akhlak juga merupakan hal yang penting untuk anak ketahui. Pendidikan akhlak ini terbagi menjadi 3, yaitu:

  • Akhlak terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pendidikan ini untuk membangkitkan fitrah di dalam jiwa anak dengan mengenalkan berbagai nikmat Allah & merasa diawasi Allah.

‌- Akhlak terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam. Pendidikan ini untuk mencintai beliau, menaatinya, beradab terhadap beliau, juga mempelajari sejarah beliau.

  • Akhlak terhadap dirinya dan orang lain. Pendidikan ini untuk mendidik rasa malu, akhlak yang baik, berbakti kepada kedua orang tua, menjalin tali kekerabatan, menjaga lisan, jujur, dermawan, amanah, disiplin, bertanggung jawab, dan sebagainya.

Hal penting lainnya adalah dengan mengajarkan anak untuk menghindari akhlak buruk seperti pelit, dusta, mencuri, sombong, berkata kotor, boros, mubadzir, tajassus (mencari-cari kesalahan), dengki, curang, dan sebagainya.

F). Pengajaran terhadap perkara-perkara yang wajib dan menjauhi perkara-perkara haram.

حَقُّ عَلَى المسْلِمِ أَنْ يُعَلِّمَ أَهْلَهُ، مِنْ قُرَابَتِهِ وَإِمَائِهِ وَعَبِيْدِهِ، مَا فَرَضَ اللهُ عَلَيْهِمْ، وَمَا نَهَاهُمُ اللهُ عَنْهُ
“Menjadi kewajiban seorang muslim untuk mengajari keluarganya, termasuk kerabat, sampai pada hamba sahaya laki-laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (HR. Ath-Thabari, sanad shahih dari jalur Said bin Abi ‘Urubah, dari Qatadah. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:321)

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menjaga iman anak-anak kita untuk senantiasa istiqomah dalam beribadah dan semangat memperbaiki diri menjadi pribadi yang dapat menghadapi masa remajanya dengan sukses.

RISE THE UMMAH !
Ayu Ummu Kenzie for Women’s Lines