Siapkan Diri Untuk Menjawab Pertanyaan Malaikat Munkar Dan Nakir

Saudaraku... bagaimana ibadahmu hari ini? Bagaimana amalan-amalanmu selama ini? Sudahkah kamu beraqidah dengan benar? Semangat dan paksakan diri untuk mempelajari ilmu syar'i dan perbanyak melakukan amalan ibadah. Sungguh hanya amal yang akan menemani mayit di alam kubur.

Siapkan Diri Untuk Menjawab Pertanyaan Malaikat Munkar Dan Nakir

Siapkan Diri Untuk Menjawab Pertanyaan Malaikat Munkar Dan Nakir

Saudaraku... bagaimana ibadahmu hari ini? Bagaimana amalan-amalanmu selama ini?

Sudahkah kamu beraqidah dengan benar?

Semangat dan paksakan diri untuk mempelajari ilmu syar'i dan perbanyak melakukan amalan ibadah. Sungguh hanya amal yang akan menemani mayit di alam kubur.

Rasulullah ﷺ bersabda :

يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Yang mengikuti mayit ke kuburnya ada tiga, lalu dua kembali dan yang tinggal bersamanya hanya satu; yang mengikutinya adalah keluarganya, hartanya dan amalnya, lalu kembali keluarga dan hartanya, dan yang tinggal hanya amalnya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu]

Jika usia hanya sampai hari ini, sudah siapkah menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir kelak?”

Imam Tirmidzi (1071) meriwayatkan, dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ : هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . فَيَقُولانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ، ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ : نَمْ ، فَيَقُولُ : أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ، فَيَقُولَانِ : نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لا يُوقِظُهُ إِلا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ.

وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ : سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لا أَدْرِي . فَيَقُولَانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلأَرْضِ : الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ ، فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلاعُهُ ، فَلا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ

“Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata, “Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?”

Maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia, “Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Keduanya berkata, “Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu.” Kemudian kuburannya diperluas 70 x 70 hasta, dan diberi penerangan, dan dikatakan, “Tidurlah.”

Dia menjawab, “Aku mau pulang ke rumah untuk memberitahu keluargaku.”

Keduanya berkata, “Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut.”

Apabila yang meninggal adalah orang munafik, ia menjawab, “Aku mendengar orang mengatakan aku pun mengikutinya dan saya tidak tahu.”

Keduanya berkata, “Kami berdua sudah mengetahui bahwa kamu dahulu mengatakan itu.” Dikatakan kepada bumi, “Himpitlah dia, maka dihimpitlah jenazah tersebut sampai tulang rusuknya berserakan, dan ia akan selalu merasakan azab sampai Allah bangkitkan dari tempat tidurnya tersebut.”

[HR. Tirmidzi, no. 1071. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan]

Kemudian apa saja yang akan dipertanyakan oleh Malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur, serta bagaimana keadaan orang yang beriman ketika diberi pertanyaan-pertanyaan tersebut?

فِى الْقَبْرِ إِذَا قِيلَ لَهُ مَنْ رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ

“Di dalam kubur akan ditanyakan siapa Rabbmu, apa agamamu, dan siapa nabimu.” [HR. Tirmidzi, no. 3120. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Hadits ini dikeluarkan pula oleh Bukhari, no. 1369 dan Muslim, no. 2871]

Al-Mas’udi berkata, dari ‘Abdullah bin Mukhariq, dari bapaknya, dari ‘Abdullah, ia berkata :

“Sesungguhnya seorang mukmin jika meninggal dunia, ia akan didudukkan di kuburnya. Ia akan ditanya, ‘Siapa Rabbmu?’, ‘Apa agamamu?’, ‘Siapa nabimu?’.

Allah akan menguatkan orang beriman itu untuk menjawab. Ia akan menjawab, ‘Rabbku Allah, agamaku Islam, nabiku Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.’

Lantas ‘Abdullah membacakan firman Allah surat Ibrahim ayat 27.”

[Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dan ‘Abdullah bin Imam Ahmad dalam As-Sunnah, no. 1429; Al-Baihaqi dalam ‘Adzab Al-Qabr, no. 9. Semuanya dari jalur Al-Mas’udi dengan sanad yang hasan. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 612]

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dibacakan 'Abdullah :

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” [QS. Ibrahim: 27]

Ketika seorang hamba berhasil menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

أَنْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Hamba-Ku benar, hamparkan untuknya kasur dari surga, pakaikan untuknya pakaian dari surga, dan bukakan untuknya pintu ke surga."

Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

"Maka ketentraman dan harumnya surga datang kepadanya, dan diluaskan kuburnya seluas pandangan matanya. Lalu datang kepadanya seseorang yang indah wajahnya, bagus pakaiannya dan harum aromanya, seraya berkata: Bergembiralah dengan nikmat yang menyenangkanmu, inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu.

Dia menjawab: Siapa anda, wajahmu datang dengan kebaikan?Orang itu menjawab: Aku adalah amal shalihmu.

Dia pun berdoa: Wahai Rabbku segerakanlah kiamat, agar aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku."

[HR. Abu Daud dari Al-Barro bin Azib radhiyallahu’anhu, Ahkaamul Janaaiz, hal. 156]

Namun ketika seorang hamba tidak berhasil menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam bersabda :

وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً ، فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ ، غَيْرَ الثَّقَلَيْن، فَيُنَادِى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَاباً إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلاَعُهُ. وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِى يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِى كُنْتَ تُوعَدُ. فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِىءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لاَ تُقِمِ السَّاعَةَ.

"Dia dipukul dengan palu besi, maka ia menjerit dengan jeritan yang dapat didengar oleh semua makhluk di sekitarnya selain manusia dan jin, lalu Penyeru dari langit terdengar: Dia dusta, hamparkan untuknya tikar dari neraka dan bukakan untuknya pintu ke neraka, maka datanglah kepadanya panas neraka dan racun-racunnya. Dan kuburannya disempitkan sampai tulang-tulang rusaknya beradu.

Lalu datang kepadanya seseorang yang buruk wajahnya, jelek pakaiannya dan busuk aromanya, seraya berkata: Rasakanlah azab yang menyiksamu, inilah hari yang telah diingatkan kepadamu?

Dia berkata: Siapa anda, wajahmu datang dengan keburukan?

Orang itu menjawab: Aku adalah amal burukmu.

Dia pun berdoa: Wahai Rabbku jangan Engkau tegakkan kiamat."

[HR. Abu Daud dari Al-Barro bin Azib radhiyallaahu ‘anhu, Ahkaamul Janaaiz, hal. 156]

Sungguh ini adalah kengerian yang tidak ada seorangpun mau merasakannya. Dan hanya orang beriman yang dengan ketaqwaannya, ia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Lalu siapakah orang yang beriman tersebut?

  • Ia adalah seorang Muslim, yang mengimani serta meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan mengimani serta meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam adalah Rasul yang Allah utus untuk diimani dan ditaati, termasuk membenarkan ucapannya, dan menjalankan sunnah-sunnahnya.
  • Ia beriman kepada rububiyyah Allah, uluhiyyah Allah, serta asma wa sifat, secara keseluruhan. kepada rububiyyah Allah, uluhiyyah Allah, serta asma wa sifat, secara keseluruhan.
  • Ia taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan patuh dan tunduk kepada hukum-hukum Allah (termasuk menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi atau meninggalkan seluruh larangan-Nya, serta cinta dan takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
  • Ia beriman dan taat kepada Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam, serta tidak melakukan perbuatan bid'ah.
  • Ia senantiasa meluruskan niat dan ikhlas dalam setiap melakukan amalan, menjalankan rukun islam dan rukun iman.
  • Ia bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu syar'i dengan berpedoman pada Al-Qur'an dan Hadits, kemudian mengaplikasikannya dan mengajarkannya terutama kepada keluarga (istri dan anak-anak).
  • Ia istiqomah membaca Al-Qur'an, mentadaburinya, mempelajari Hadits, bersedekah, berdzikir, beristighfar, bertaubat memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

“Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” [QS Al-Baqarah: 197]

Kenali Rabb mu, pelajari agamamu, ikuti ajaran Rasulmu. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mudahkan kita dalam mempelajari ilmu syar'i, dalam beramal, dan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kelak.

RISE THE UMMAH !

Ayu Ummu Kenzie For Women's Lines