Semangat Meraih Keutamaan Malam Lailatul Qadar
SEMANGAT MERAIH KEUTAMAAN MALAM LAILATUL QADAR
Sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan adalah hari-hari yang istimewa, maka setiap Muslim hendaknya bersungguh-sungguh dalam menunaikan shalat Tarawih, memperpanjang bacaan qur’an nya, membangunkan istri dan anak-anak agar turut serta dalam meraih pahala. Sangat merugi orang-orang yang saat datang malam di sepuluh hari terakhir Ramadhan, masih berbuat maksiat, berbuat hal sia-sia yang tidak berfaedah, sehingga lalai dalam beribadah...
Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullaahu Ta’ala berkata :
من كان مفرطاً في الأيام الماضية فليحسن في بقية هذا الشهر والأعمال بالخواتيم
“Barang siapa menyia-nyiakan hari-hari yang telah lewat, hendaklah dia memperbaikinya pada sisa (hari-hari) bulan ini. Sungguh, amal-amal itu tergantung pada penutup-penutupnya.” [Kutipan dari Liqa’ Ramadhani, tanggal 19 Ramadhan 1437]
Di antara sepuluh malam tersebut terdapat malam lailatul qadar, yaitu malam yang sangat istimewa dan disebutkan dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam diturunkannya Al-Quran yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Malam yang turun pada salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, yang diberikan untuk seorang Muslim yang menegakkan lailatul qadar dengan iman dan ihtisab (mengharapkan pahala).
قال ابن عثيمين رحمه الله:ليلة القدر سميت ليلة القدر لوجهين: الأول: من القدر، وهو الشرفوالثاني: من التقدير؛ لأنه يقدر فيها ما يكون في السنة انتهى. شرح البلوغ (٧/ ٥٤٥)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullaahu, Lailatul Qadar itu dinamakan dengan Lailatul Qadar karena dua hal :
- Terambil dari kata Al-Qodru yang bermakna kemuliaan.
- Terambil dari kata at-Taqdiiru dikarenakan pada malam tersebut ditetapkan takdir untuk satu tahun yang akan datang. [Syarah Bulughul Maram 7/545]
YANG DILAKUKAN RASULULLAH SHALLALLAAHU ‘ALAYHI WA SALLAM DI 10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر – أي العشر الأخير من رمضان – شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله . [متفق عليه]
“Kebiasaan Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya.” [Muttafaqun ‘alaihi]
Dahulu para sahabat radhiallaahu ‘anhum juga sangat bersemangat meraih keutamaan lailatul qadar, maka sebagai seorang Muslim kitapun hendaknya bersungguh-sungguh dalam beribadah dan melakukan berbagai amalan, seperti dalam menghidupkan shalat malam di sepuluh malam terakhir Ramadhan karena iman dan ihtisab (mengharap pahala).
Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda :
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang siapa yang shalat malam di Lailatul Qadar karena Iman dan mengharap pahala, dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari)
قال ابن رجب: “يُستحبّ في الليالي التي تُرجى فيها #ليلة_القدر التنظّفُ،والتطيّب، والتزيّن بالغُسل والطيب، واللباس الحسن” [لطائف المعارف١٧٩]
Ibnu Rajab berkata, “Disunnahkan pada malam yang diharapkan padanya lailatul qadr untuk membersihkan diri, memakai minyak wangi (bagi laki-laki ketika ke masjid), dan berhias. Dengan cara mandi, memakai parfum, dan memakai baju yang bagus.” [Lathaiful Ma’arif: 179]
AMALAN IBADAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH WANITA YANG SEDANG HAID ATAU NIFAS DI SEPULUH MALAM TERAKHIR RAMADHAN
Wanita Muslimah tidak dapat melakukan shalat, puasa, thawaf di ka’bah dan i’tikaf di masjid, sedangkan disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam jika masuk sepuluh hari terakhir ramadhan beliau menghidupkan malam-malamnya. Lalu amalan ibadah apa saja yang dapat dilakukan oleh wanita Muslimah yang sedang dalam keadaan haidh atau nifas tersebut?
Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan:
“Menghidupkan malam, yaitu dengan mengisi malam itu dengan ketaatan.”
Berbagai bentuk amalan ketaatan yang dapat dilakukan di antaranya adalah :
1. Membaca Al Qur’an
Syaikh bin Baz rahimahullaahu Ta’ala berkata :
“Adapun jika seorang wanita membutuhkan untuk membaca Alqur’an dari mushaf maka tidak mengapa baginya dengan syarat menggunakan penghalang (pelapis) seperti kaus tangan dan yang semisalnya.” [Majmu’ Fatawa bin Baz 6/360]
2. Memperbanyak Dzikir
Memperbanyak dzikir dengan menyebut Subhanallah, Alhamdulillah), Allahu Akbar, dan Laa ilaha ilallah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk banyak berdzikir dan juga memuji orang yang banyak berdzikir tersebut.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا , وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” [QS. Al-Ahzab : 41-42]
وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” [QS. Al-Jumu’ah : 10]
3. Memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda :
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” [HR. Bukhari no. 6307]
4. Memperbanyak doa
Doa merupakan salah satu dari ibadah yang afdhol, bahkan disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih :
الدعاء هو العبادة
“Doa itu adalah ibadah.” [HR.Tirmidzi dan Abu Dawud]
5. Memperbanyak berinfak dan bersedekah
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” [QS. Ali ‘Imran : 92]
6. Memperbanyak berbuat baik
Berbuat baik dapat dilakukan kepada sesama dengan menyiapkan makanan atau minuman untuk sahur dan berbuka, membangunkan suami dan anak-anak untuk shalat malam, serta perbuatan baik lainnya.
Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda :
وَمَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ
“Siapa yang menolong saudaranya dalam kebutuhannya, maka Allah pun akan menolongnya dalam kebutuhannya.” [HR. Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580, dari Ibnu ‘Umar]
7. Menghadiri majelis ilmu
Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa allam bersabda :
مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga.” [HR. At Tirmidzi no. 2682, Abu Daud no. 3641, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud]
Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa allam juga bersabda :
بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” [HR. Muslim no. 2699]
MENCARI LAILATUL QADAR DI MALAM-MALAM GANJIL
Lailatul qadar itu sebenarnya disembunyikan waktunya pada kita agar kita terus bersemangat mencarinya setiap tahunnya agar kita mencarinya pada akhir Ramadhan terutama pada malam-malam ganjil. Tanda lailatul qadar itu adalah malam tersebut tidak begitu panas, tidak begitu dingin, matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan putih tidak terlalu menyorot. [Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 2:223]
عن جابر بن سمرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله ﷺ : “الْتمَسوا ليلةَ القدرِ في العشرِ الأواخرِ مِن رمضانَ في وترٍ، فإنِّي قد رأيتُها فنُسِّيتُها.”صحيح الجامع ١٢٣٩
Dari Jabir bin Samurah رضي الله عنه berkata, Rasulullah ﷺ bersabda :
“Carilah malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, di malam ganjil, karena sesungguhnya saya telah melihatnya tapi saya dilupakan.” [Shahih Al-Jami’ 1239]
TANDA-TANDA MALAM LAILATUL QADAR
عن عبدالله بن عباس رضي الله عنهما قال، قال رسول الله ﷺ : “ليلةُ القدْرِ ليلةٌ سمِحَةٌ، طَلِقَةٌ، لا حارَّةٌ ولا بارِدَةٌ، تُصبِحُ الشمسُ صبيحتَها ضَعيفةً حمْراءَ.”صحيح الجامع ٥٤٧٥
Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, Rasulullah ﷺ bersabda : “Malam Lailatul Qadar adalah malam yang indah dan cerah, udaranya tidak panas dan tidak dingin. Paginya matahari terbit redup berwarna merah.” [Shahih al-Jami’ 5475]
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullaahu Ta’ala berkata :
ليلة القدر لها علامات مقارنة وعلامة لاحقة أما علامتها المقارنة فهي:١. قوة الإضاءة والنور في تلك الليلة وهذه العلامة في الوقت الحاضر لا يحس بها إلا من كان في البر بعيدا عن الأنوار.٢. الطمأنينة أي طمأنينة القلب وانشراح الصدر من المؤمن ، فإنه يجد راحة وطمأنينة وانشراح صدر في تلك الليلة أكثر مما يجده في بقية الليالي.٣. قال بعض أهل العلم إن الرياح تكون فيها ساكنة أي لا يأتي فيها عواصف وقواصف بل يكون الجو مناسبا.٤. أن الله يري الإنسان الليلة في المنام كما حصل ذلك لبعض الصحابة.٥. أن الإنسان يجد في القيام لذة ونشاطا أكثر مما في غيرها من الليالي.أما العلامة اللاحقة فمنها أن الشمس تطلع في صبيحتها ليس لها شعاع صافية ليست كعادتها في بقية الأيام.
“Lailatul qadar memiliki tanda-tanda yang terjadi pada malam itu dan waktu setelahnya. Adapun yang terjadi pada malam itu tandanya adalah :
- Kuatnya cahaya yang silau dan tidak panas pada malam itu. Inilah tanda pada waktu itu. Tidaklah merasakannya kecuali orang-orang yang tinggal di daratan yang jauh dari cahaya-cahaya.
- Ketenangan hati dan lapangnya dada seorang mukmin. Dia merasakan ketenangan, ketentraman, dan kelapangan dada yang lebih pada malam itu daripada malam-malam lainnya.
- Sebagian ulama menyebutkan bahwa malam itu terasa tenang tidak ada badai dan angin kencang, bahkan udara ketika itu seimbang.
- Allah subhanahu wa taala memperlihatkannya melalui mimpi, sebagaimana yang terjadi pada sebagian sahabat.
- Seseorang merasakan kelezatan dan semangat yang lebih dalam melakukan ibadah daripada malam lainnya. Sementara tanda yang terjadi setelah malam itu, di antaranya adalah:Matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan cerah tanpa terik, tidak seperti biasanya.”
[Sumber:Al-Syarh al-Mumti‘, Jilid 6, hlm. 496–497]
DOA PADA MALAM LAILATUL QADAR
سألت عائشة رضي الله عنها رسول الله صلى الله عليه وسلم، إذا أدركت ليلة القدر ما ذا تقول
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang apa yang seharusnya di ucapkan ketika mendapati malam Lailatul Qadar.
قال: قولي: اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Beliau menjawab : “Ucapkanlah : ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII
Artinya : “Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf, menghapus kesalahan, karenanya maafkanlah aku, hapuslah dosa-dosaku.”
[HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850]
ويكرر هذا الدعاء وما تيسر معهُ من الأدعية الصالحة والأدعية كثير والحمد لله، الأدعية القرآنية والأدعية النبوية أو ما يسر الله لهُ من الدعاء الموافق من الكتاب والسنة.
Hendaklah dia mengulang-ulang doa ini dan doa-doa baik lainnya yang mudah baginya. Alhamdulillah, doa-doa (yang baik) sangat banyak, baik doa yang bersumber dari Al-Qur’an maupun dari hadits Nabi Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam, atau doa yang sesuai dengan Al-Kitab dan Sunnah.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita taufik dan kemudahan dalam semangat meraih lailatul qadar di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Baraakallaahu fiikum…
RISE THE UMMAH !
Ayu Ummu Kenzie For Women’s Lines