Menempuh Jalan Keselamatan Dengan Menaati Rasulullah
Menjadi seseorang yang beragama Islam dengan meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah, adalah nikmat hidayah terbesar bagi seorang Muslim.
Menempuh Jalan Keselamatan Dengan Menaati Rasulullah ﷺ
Menjadi seseorang yang beragama Islam dengan meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah, adalah nikmat hidayah terbesar bagi seorang Muslim. Hidayah Islam merupakan nikmat terbesar karena hanya Islam agama yang diridhoi dan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kelak hanya yang beragama Islam yang akan selamat di dunia dan di akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَم
“Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam.” [Ali Imron: 19]
Sungguh merugi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah serta Rasul-Nya, dengan mengingkari makna kalimat syahadat dan mencari agama selain islam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ“Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima dari padanya, dan ia di akhirat kelak termasuk orang-orang yang merugi.” [Ali Imron: 85]
Bahkan mereka tidak hanya disebut sebagai orang-orang yang merugi, tetapi juga disebut sebagai seburuk-buruk mahluk yang kelak akan kekal berada di neraka Jahannam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari kalangan ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang musyrikin (yang menuhankan selain Allah) akan masuk ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk.” [Al-Bayyinah: 6]
MENEMPUH JALAN KESELAMATAN
Mengimani kalimat syahadat yang agung, selain diyakini juga wajib diaplikasikan dalam kehidupan seorang Muslim dan setiap amalan ibadah yang ia lakukan harus berdasarkan ilmu dan seperti yang Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam ajarkan.
Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda :
وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَد مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi (Allah) yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari umat ini yang pernah mendengarkan tentang aku, apakah ia seorang Yahudi atau Nasrani, kemudian ia mati sebelum beriman dengan ajaran yang aku bawa, kecuali ia termasuk penghuni neraka.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallaahu’anhu]
Telah jelas bahwa jika ingin mendapatkan keselamatan, maka seorang Muslim wajib berada di jalannya Rasulullah, dengan mengimani ajaran-ajarannya, menghidupkan sunnah-sunnahnya. Termasuk tidak menambah-nambahkan perkara atau perbuatan baru (bid'ah) dalam dalam beragama.
MENAATI RASULULLAH ﷺ
Menempuh jalan keselamatan, yaitu menaati dan beriman kepada Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam dengan mempelajari ajaran agama secara keseluruhan berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits, termasuk dalam hal aqidah sebagai pokok keimanan, kemudian dalam hal akhlak maupun bermuamalah.
Rasulullah ﷺ bersabda :
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّه
“Barangsiapa menaatiku maka sungguh ia telah taat kepada Allah.” [Fathul Baari, 13/268]
Sungguh sangat beruntung orang-orang yang istiqomah menaati Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam, karena kelak akan masuk surga. Dan sungguh sangat merugi orang-orang yang enggan menaati beliau serta melakukan perkara bid’ah dalam beragama.
Rasulullah ﷺ bersabda :
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan masuk surga? Beliau menjawab: Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga, dan siapa yang tidak taat kepadaku maka sungguh dialah yang enggan masuk surga.” [HR. Al Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu]
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Syafi’i rahimahullaahu ta'ala berkata :
فَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّ إِسْنَادَ الِامْتِنَاعِ إِلَيْهِمْ عَنِ الدُّخُولِ مَجَازٌ عَنْ الِامْتِنَاعِ عَنْ سُنَّتِهِ وَهُوَ عِصْيَانُ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ تَقَدَّمَ فِي أَوَّلِ الْأَحْكَامِ حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ أَيْضًا مَرْفُوعًا مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّه
“…maka Rasulullah ﷺ menjelaskan kepada para sahabat bahwa ‘enggan masuk surga’ adalah kata kiasan yang maknanya ‘enggan mengikuti sunnah beliau’, yaitu tidak menaati Rasulullah ﷺ.
Semoga iman kita senantiasa terjaga untuk istiqomah patuh dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam. Baarakallaahu fiikum...
RISE THE UMMAH !
Ayu Ummu Kenzie For Women's Lines