Kenapa Wanita Muslimah Wajib Menutup Aurat Dengan Hijab

Kenapa Wanita Muslimah Wajib Menutup Aurat Dengan Hijab
kenapa wanita muslimah wajib menutup aurat dengan hijab

QUESTION : Kenapa Wanita Muslimah Wajib Menutup Aurat Dengan Hijab?

ANSWER :

1. Menutup aurat dengan berhijab merupakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59)

2. Menutup aurat dengan berhijab adalah bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dari Shafiyyah bintu Syaibah, beliau berkata, ‘Aisyah Radhiyallaahu ‘Anha menyatakan :

لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ : { وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ } أَخَذْنَ أُزْرَهُنَّ، فَشَقَّقْنَهَا مِنْ قِبَلِ الْحَوَاشِي، فَاخْتَمَرْنَ بِهَا.

“Saat turun firman Allah ta’ala :

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung hingga ke dadanya.” QS. An-Nuur : 31

Para wanita langsung mengambil kain yang mereka miliki lalu merobek ujung-ujungnya, kemudian mereka gunakan untuk kerudung dan menutupi wajah.” (HR. Al Bukhari : 4758)

3. Menutup aurat dengan berhijab membuat seorang muslimah selamat dari adzab dan tidak termasuk dalam golongan penghuni neraka.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘Anhu, beliau berkata :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَمْثَالِ أَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَتُوجَدُ مِنْ مَسِيْرةٍ كَذَا وَكَذَا

Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (yang pertama adalah) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (yang kedua adalah) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berpaling dari ketaatan dan mengajak lainnya untuk mengikuti mereka, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim, no. 2128]

4. Menuntup aurat dengan berhijab akan menjaga hati dari keburukan.

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. [Al-Ahzaab/33:53]

5. Menutup aurat dengan berhijab termasuk salah satu syarat sahnya shalat.

Kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam Manhajus Salikin :

وَمِنْ شُرُوْطِهَا : سَتْرُ العَوْرَةِ بِثَوْبٍ مُبَاحٍ لاَ يَصِفُ البَشَرَةَ

“Dan di antara syarat shalat adalah menutup aurat dengan pakaian yang mubah yang tidak menyifatkan kulit.”

Dari Ummul Mukmini Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاَةَ حَائِضٍ إِلَّا بِخِمَارٍ

“Allah tidaklah menerima shalat wanita yang haidh (telah baligh) kecuali dengan mengenakan khimar.” (HR. Abu Daud, no. 641; Tirmidzi, no. 377; Ibnu Majah, no. 655. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan).

6. Menutup aurat dengan berhijab merupakan bentuk dari rasa malu seorang muslimah.

Al-‘Allamah Syaikh Al-Albani Rahimahullaahu Ta’ala berkata:

والمقصود من الأمر بالجلباب، إنما هو ستر زينة المرأة، فلا يعقل حينئذٍ أن يكون الجلباب نفسه زينة

“Tujuan perintah untuk berjilbab sesungguhnya sebagai penutup perhiasan wanita, maka tidak masuk akal apabila jilbab itu sendiri malah digunakan untuk berhias.” (Jilbabul Mar’atul Muslimah, hal.120)

7. Menutup Aurat adalah wujud keimanan dari seorang muslimah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullaahu Ta’ala :

اصبري واحتسبي واثبتي على ما أنت عليه من الحجاب الشرعي، ولا يضرك قول الناس: أنت متزمتة أو متشددة، أو ما أشبه ذلك، فنسأل الله للجميع معرفة الحق واتباعه.

Bersabarlah engkau wahai wanita dan harapkanlah pahala, tetap teguhlah engkau dengan apa yang engkau berada di atasnya dari hijab syar’i. Tidak akan memudharatkanmu berbagai ucapan orang : Aliran keras, ortodok atau semisal itu. Kami memohon kepada Allah untuk semuanya, semoga mereka bisa mengenal alhaq dan mengikutinya. (Fatawa Nur ala Ad-Darbi 11/122)

◾️ NASEHAT UNTUK SEORANG MUSLIMAH

Tutuplah auratmu dengan berhijab ke seluruh tubuhmu dengan kain yang lebar dan longgar, dengan warna dan pernak-pernik yang tidak mencolok untuk menolak pandangan, dengan tidak menyerupai pakaian orang kafir juga tidak menyerupai pakaian laki-laki, dengan tidak berbangga diri mengenakannya, dan dengan tidak diberi wewangian. Karena menutup aurat dengan hijab seperti tersebut adalah kemuliaan dan kesucian seorang muslimah, yang dengannya dapat menjadi teladan dalam mendidik anak di atas keimanan.

Luruskan niatmu dalam menutup aurat dengan berhijab secara sempurna karena Allah Ta’ala, dan rasanya nikmatnya taat dalam keikhlasan.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala beri hidayah dan taufik kepada kita semua.. Baarakallaahu fiikunna…

RISE THE UMMAH !
Ayu Ummu Kenzie for Women’s Lines