Bertaubatlah Sebelum Menyesal

Bertaubatlah Sebelum Menyesal
bertaubatlah sebelum menyesal

Pernahkah kalian mendengar nasehat ‘bertaubatlah sebelum menyesal’? Nasehat yang seringkali kita abaikan, padahal sangat penting untuk didengar serta diikuti sebelum berbagai penyesalan terjadi kelak, dan taubat sebaiknya dilakukan sesegera mungkin sebelum penyesalan yang mendalam terjadi.

Di antara nama dari hari kiamat adalah yaumul hasrah, yang berarti hari penyesalan yang sangat mendalam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
“Dan berilah mereka peringatan tentang Yaumul Hasrah, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (QS. Maryam: 39)

Ibnu ‘Asyur menjelaskan Al-Hasrah adalah penyesalan yang sangat besar yang mengantarkan kepada kesedihan yang sangat dalam. (At-Tahrir wa At-Tanwir, 16: 108, Asy-Syamilah)

Maka bertaubatlah sebelum penyesalan itu tidak lagi berguna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Fajr ayat 23 :

وَجِا۟ىٓءَ يَوْمَئِذٍۭ بِجَهَنَّمَ ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ وَأَنَّىٰ لَهُ ٱلذِّكْرَىٰ

Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.

Sungguh merugi orang-orang yang tidak menyegerakan taubatnya, dan orang-orang yang lalai dalam ketaatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

◾️ ORANG-ORANG YANG MENYESAL

  1. Orang yang tidak mau melakukan amal shalih.

آ إِذَا دُكَّتِ ٱلْأَرْضُ دَكًّا دَكًّا
Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut,
وَجَآءَ رَبُّكَ وَٱلْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا
dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.
وَجِا۟ىٓءَ يَوْمَئِذٍۭ بِجَهَنَّمَ ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ وَأَنَّىٰ لَهُ ٱلذِّكْرَىٰ
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. 
يَقُولُ يَٰلَيْتَنِى قَدَّمْتُ لِحَيَاتِى
Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini”. (QS. Al-Fajr: 21-24)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَلَوْ تَرٰىٓ اِذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَاكِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۗ رَبَّنَآ اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا اِنَّا مُوْقِنُوْنَ

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin.” (QS. As-Sajdah: 12)

  1. Orang yang banyak melakukan maksiat.

Al-Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata :
“Dia menyesal atas apa yang dulu telah ia kerjakan (selama hidup di dunia). Apabila ia seorang Pelaku Maksiat maka ia menyesali kemaksiatan-kemaksiatan yg pernah ia lakukan. Apabila ia seorang yang ta’at maka ia akan berangan-angan kalau seandainya ia dapat “menambah ketaatannya”.(Tafsir Ibnu Katsir VIII/389)

    Orang yang salah memilih teman akrab.

يَٰوَيْلَتَىٰ لَيْتَنِى لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).
لَّقَدْ أَضَلَّنِى عَنِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَآءَنِى ۗ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِلْإِنسَٰنِ خَذُولًا
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (QS. Al-Furqan: 28-29)

Berteman dengan orang yang tidak baik akan membawa akibat yang tidak baik untuk kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam memberi pedoman agar senantiasa berteman akrab dengan teman yang baik :
Seseorang akan mengikuti perilaku temannya, maka perhatikanlah siapa temanmu. (Riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam juga bersabda :
Perumpamaan teman duduk yang baik dan yang jahat ialah seperti pembawa minyak kasturi dan pandai besi. Pembawa minyak kasturi itu adakalanya kamu menerima atau membeli minyak daripadanya. Dan paling sedikit kamu mendapatkan bau harum daripadanya. Adapun pandai besi kadang-kadang ia membakar pakaianmu (karena semburan apinya) atau kamu menjumpai bau yang tidak sedap.” (Riwayat asy-Syaikhan dari Abu Musa al-Asy’ari).

  1. Orang yang durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, meninggalkan kewajibannya sebagai seorang hamba, dan melanggar hukum-hukum yang telah ditetapkan.

اَنْ تَقُوْلَ نَفْسٌ يّٰحَسْرَتٰى عَلٰى مَا فَرَّطْتُّ فِيْ جَنْۢبِ اللّٰهِ وَاِنْ كُنْتُ لَمِنَ السّٰخِرِيْنَۙ
(Maksudnya,) supaya (tidak) ada orang yang berkata, “Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah dan sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” (QS. Az-zumar: 56)

  1. Orang kafir.

Penyesalan orang kafir di hari kiamat karena tidak mengikuti seruan yang datang padanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَاَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيْهِمُ الْعَذَابُۙ فَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا رَبَّنَآ اَخِّرْنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۙ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَۗ اَوَلَمْ تَكُوْنُوْٓا اَقْسَمْتُمْ مِّنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِّنْ زَوَالٍۙ
“Berikanlah (Nabi Muhammad) peringatan kepada manusia tentang hari (ketika) azab datang kepada mereka. Maka, (ketika itu) orang-orang yang zalim berkata, “Ya Tuhan kami, tangguhkanlah (azab) kami (dan kembalikanlah kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan,) “Bukankah dahulu (di dunia) kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan beralih (dari kehidupan dunia ke akhirat)?” (QS. Ibrahim: 44)

Ath-Thabari rahimahullah mengatakan bahwa orang zalim yang kafir terhadap Rabbnya berarti merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. Mereka memohon agar azabnya ditangguhkan dan memohon supaya Allah Ta’ala memberikan kesempatan agar mereka dikembalikan ke dunia untuk memenuhi seruan-Nya. Seruan yang benar sehingga mereka bisa beriman kepada Allah Ta’ala dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apa pun. Inilah penyesalan terbesar mereka. Kenapa mereka selama di dunia melakukan kesyirikan, yakni tidak menyembah hanya kepada Allah Ta’ala semata. Mereka juga berjanji akan membenarkan para rasul dan mengikuti apa yang diajarkannya. (Tafsir Ath-Thabari, 17: 35)

  1. Ahlul bid’ah.

Penyesalan berikutnya dilakukan oleh orang yang senantiasa melakukan kesyirikan dengan melakukan hal-hal baru yang tidak pernah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam ajarkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا
“(Ingatlah) hari (ketika) orang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata, ‘Seandainya (dahulu) aku mengambil jalan bersama rasul.’” (QS. Al-Furqan: 27)

Orang-orang yang berbuat zalim dengan kesyirikan, kekufuran, dan pendustaannya terhadap Rasul akan sangat menyesal, meratapi, dan sangat bersedih dengan apa yang telah dilakukannya selama di dunia. (Taisir Al-Karimi Ar-Rahman, hal. 581)

  1. Orang yang menghabiskan waktunya di dunia untuk mengumpulkan harta dan meninggikan jabatan.

وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيْتَنِى لَمْ أُوتَ كِتَٰبِيَهْ
Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).
وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ
Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.
يَٰلَيْتَهَا كَانَتِ ٱلْقَاضِيَةَ
Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.
مَآ أَغْنَىٰ عَنِّى مَالِيَهْ ۜ
Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.
هَلَكَ عَنِّى سُلْطَٰنِيَهْ
Telah hilang kekuasaanku daripadaku”.
(QS. Al-Haqqah: 25-29)

  1. Orang yang mentaati pemimpin yang menyesatkan.

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا 
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami ta’at kepada Allah dan ta’at (pula) kepada Rasul”.
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (QS. Al-Azhab: 66-67)

◾️ WAKTU TERJADINYA PENYESALAN

  1. Setelah kematian.

Penyesalan yang terjadi setelah kematian membuat orang berharap Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan menunda kematiannya atau mengembalikannya ke dunia.

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ
Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10)

حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),
لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mu’minun: 99-100)

  1. Hari kebangkitan.

 فَاِنَّمَا هِىَ زَجۡرَةٌ وَّاحِدَةٌ فَاِذَا هُمۡ يَنۡظُرُوۡنَ
Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya.
وَقَالُوۡا يٰوَيۡلَنَا هٰذَا يَوۡمُ الدِّيۡنِ
Dan mereka berkata, “Alangkah celaka kami! (Kiranya) inilah hari pembalasan itu.” (QS. Ash-shaffat: 19-20)

  1. Hari penghisaban.

وَوُضِعَ الۡكِتٰبُ فَتَرَى الۡمُجۡرِمِيۡنَ مُشۡفِقِيۡنَ مِمَّا فِيۡهِ وَ يَقُوۡلُوۡنَ يٰوَيۡلَـتَـنَا مَالِ هٰذَا الۡـكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيۡرَةً وَّلَا كَبِيۡرَةً اِلَّاۤ اَحۡصٰٮهَا ۚ وَوَجَدُوۡا مَا عَمِلُوۡا حَاضِرًا ؕ وَ لَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا
Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzhalimi seorang jua pun. (QS. Al-Kahfi : 49)

  1. Ketika di neraka.

وَقَالُوۡا لَوۡ كُنَّا نَسۡمَعُ اَوۡ نَعۡقِلُ مَا كُنَّا فِىۡۤ اَصۡحٰبِ السَّعِيۡرِ‏
Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk: 10)

◾️ PENTINGNYA BERTAUBAT

Mengapa taubat begitu penting bagi seorang mukmin?

  1. Karena taubat adalah perintah Allah kepada orang beriman.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.At-Tahrim: 8)

  1. Karena agar ia beruntung.

وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. (QS. An-Nur: 31)

  1. Karena Allah ampuni dosa-dosanya.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
وَهُوَ ٱلَّذِي يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَعۡفُواْ عَنِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ وَيَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ
“Dan Dialah yang menerima “taubat” dari hamba2-Nya & “memaafkan” kesalahan2 dan Dia pun Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Asy-Syuuraa: 25)

Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda :
“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang Tidak punya dosa” (HR. Ibnu Majah dan ath-Thabrani, hadits dari Ibnu Mas’uud, Shahiihut Targhiib no. 3145)

  1. Karena setelah bertaubat, Allah akan perbaiki keadaannya.

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata :
فَالتَّوْبَةُ الْمَقْبُولَةُ الصَّحِيحَةُ لَهَا عَلَامَاتٌ. مِنْهَا أَنْ يَكُونَ بَعْدَ التَّوْبَةِ خَيْرًا مِمَّا كَانَ قَبْلَهَا
“Taubat Yang Diterima & Benar Memiliki Beberapa Tanda, di antaranya KEADAAN seseorang setelah taubatnya “lebih baik” daripada sebelum taubatnya” (Madarijus Salikin I/185)

◾️ BERTAUBATLAH SEBELUM MENYESAL

Bertaubatlah sebelum menyesal dan sebelum kematian datang menghampiri, dimana penyesalan tidak lagi ada gunanya.

Bertaubatlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya.

Bertaubatlah dengan taubat yang benar agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubatmu. Yaitu bertaubat dengan ikhlas, dengan menyesali dosa-dosa, dengan tidak mengulangi dosa-dosanya kembali, dengan beristighfar, dengan melakukan shalat taubat, dengan meminta maaf dari orang yang pernah di dzalimi, dan dengan perbanyak melakukan amal shalih setelah bertaubat.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ
“Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”

RISE THE UMMAH !
Ayu Ummu Kenzie for Women’s Lines