Adab Makan Minum
◾️ MENIATKAN MAKAN MINUM KARENA BERTAQWA DAN TAAT KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
Dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab Radhiyallaahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya setiap perbuatan dilandaskan pada niat, dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkan”
(HR. Bukhari)
◾️ MENGUCAP BISMILLAH
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
“Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.”
(HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir) Dalam silsilah hadits shahihah, 1/611 Syaikh al-Albani mengatakan, “Sanad hadits ini shahih menurut persyaratan Imam Bukhari dan Imam Muslim)
◾️ JIKA LUPA MENGUCAP BISMILLAH
Dari ‘Aisyah Radhiyallaahu ‘anha, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa sallam ‘Alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)’.
(HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)
◾️ MAKAN DENGAN TANGAN KANAN
Dalam Shahih Muslim disebutkan sebuah riwayat:
« إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ ».
“Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kirinya pula.”
(HR. Muslim no. 2020)
◾️ MAKAN MAKANAN YANG DEKAT
Dalam hadits riwayat Umar bin Abi Salamah Radhiyallaahu ‘anhu berkata : Pada saat aku kecil dalam asuhan Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam dan tanganku selalu liar ke sana kemari dalam piring makanan, maka Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam menegurku:
يَا غُلاَمُ سَـمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمَينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ
“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa-apa yang dekat dengan dirimu”.
(HR. Bukhari no: 5376, Muslim no: 2022)
◾️ MAKAN DARI BAGIAN PINGGIR
Makan dari sisi luar (pinggir), tidak dari tengah
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
إِنَّ الْبَرَكَةَ تَنْزِلُ وَسَطَ الطَّعَامِ فَكُلُوا مِنْ حَافَتَيْهِ وَلاَ تَأْكُلُوا مِنْ وَسَطِهِ
“Barokah itu turun di tengah-tengah makanan, maka mulailah makan dari pinggirnya dan jangan memulai dari tengahnya.”
(HR. Tirmidzi no. 1805 dan Ibnu Hibban no. 5245. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Dalam hadits riwayat lainnya:
كُلُوْا فِي الْقَصْعَةِ مِنْ جَوَانِبِهَا وَلاَ تَأْكُلُوْا مِنْ وَسْطِهَا فَإِنَّ اْلبَرَكَةَ تَنْزِلُ فِي وَسْطِهَا
“Makanlah pada piring dari pinggirnya dan janganlah kalian makan dari tengahnya sebab keberkahan turun pada tengah suatu makanan”.
(HR. Abu Dawud no:3772)
◾️ TIDAK MAKAN SAMBIL BERSANDAR
Dari hadits Abu Juhaifah, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
أَمَّا أَنَا فَلاَ آكُلُ مُتَّكِئًا
“Adapun saya tidak suka makan sambil bersandar.”
(HR. Tirmidzi no. 1830 dan Ibnu Hibban no. 5240. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
◾️ MAKAN SECARA BERSAMA-SAMA
Dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa para sahabat Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَأْكُلُ وَلاَ نَشْبَعُ. قَالَ « فَلَعَلَّكُمْ تَفْتَرِقُونَ ». قَالُوا نَعَمْ. قَالَ « فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ إِذَا كُنْتَ فِى وَلِيمَةٍ فَوُضِعَ الْعَشَاءُ فَلاَ تَأْكُلْ حَتَّى يَأْذَنَ لَكَ صَاحِبُ الدَّارِ.
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?” Beliau bersabda, “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.”[3] Ibnu Baththol berkata, “Makan secara bersama-sama adalah salah satu sebab datangnya barokah ketika makan.”
(HR. Abu Daud no. 3764. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
◾️ MAKAN YANG ADA DI HADAPAN SENDIRI (BUKAN DI HADAPAN ORANG LAIN)
Dari ‘Umar bin Abi Salamah, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.”
(HR. Bukhari no. 5376)
◾️ TIDAK MENCELA MAKANAN
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
مَا عَابَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – طَعَامًا قَطُّ ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
“Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela suatu makanan sekali pun dan seandainya beliau menyukainya maka beliau memakannya dan bila tidak menyukainya beliau meninggalkannya (tidak memakannya).”
(HR. Bukhari no. 5409)
◾️ MEMAKAN BAGIAN BERSIH MAKANAN YANG TERJATUH
Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا وَقَعَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى وَلْيَأْكُلْهَا وَلاَ يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ
“Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan.”
(HR. Muslim no. 2033)
◾️MENJILAT JARI SETELAH SELESAI MAKAN
Dari hadits Jabir, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
وَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيلِ حَتَّى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى فِى أَىِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ
“Janganlah dia sapu tangannya dengan serbet sebelum dia jilati jarinya. Karena dia tidak tahu makanan mana yang membawa berkah.”
(HR. Muslim no. 2033)
◾️ MENGUCAP ALHAMDULILLAH (MEMUJI ALLAH SETELAH SELESAI MAKAN MINUM)
Anas bin Malik, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
“Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum”
(HR. Muslim no. 2734)
◾️ BERDO’A SEUSAI MAKAN
Dari Mu’adz bin Anas, dari ayahnya ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
مَنْ أَكَلَ طَعَامًا فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنِى هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ. غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: “Alhamdulillaahilladzii ath’amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin” (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu.”
(HR. Tirmidzi no. 3458. Tirmidzi berkata, hadits ini adalah hadits hasan gharib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
◾️ MEMBERSIHKAN TANGAN ATAU MENCUCINYA SEBELUM DAN SESUDAH MAKAN
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
إِذَا بَاتَ أَحَدُكُمْ وَفِى يَدِهِ غَمَرٌ فَأَصَابَهُ شَىْءٌ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
“Jika salah seorang dari kalian tidur dan di tangannya terdapat minyak samin (sisa makanan) kemudian mengenainya, maka janganlah mencela kecuali kepada dirinya sendiri.”
(HR. Ahmad 2/344. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
◾️ MENDO’AKAN YANG MEMBERI MAKAN
Do’a yang dibaca:
اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى
“Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku]
(HR. Muslim no. 2055)
◾️ MEMAKAN MAKANAN YANG HALAL
Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّـهَا الَّذِيْنَ آمَنُـوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقَنكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman makanlah dari yang baik pada apa-apa yang telah kami berikan rizki kepadamu”
(Al-Baqarah/2: 172)
◾️ MAKAN MAKANAN YANG SUDAH HILANG PANASNYA
لاَ يُؤْكَلُ الطَّعَامُ حَتَّى يَذْهَبَ بُخَارُهُ
“Suatu makanan tidak dimakan kecuali setelah asap panasnya menghilang”.
(Albani berkata di dalam kitabnya: Irwa’ul Galil no: 1978: Shahih dan diriwayatkan oleh Al-Baihaqi 7/2580)
◾️ MENDAHULUKAN ATAU MENYELESAIKAN MAKAN MAKANAN YANG DIHIDANGKAN DARI PADA SHALAT
إِذَا وُضِعَ عَشَاءُأَحَدِكُمْ وَأُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَابْدَءُوْا بِالْعَشَاءِ وَلاَ يَعْجَلُ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهُ
“Apabila makan malam sudah dihidangkan maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa sampai dia selesai makan malam”.
(HR. Bukhari no: 674, Muslim no: 559)
◾️ MEMBAGI PERUT 1/3 UNTUK MAKANAN, 1/3 UNTUK MINUMAN, DAN 1/3 UNTUK NAFAS
Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
مَا مَلأَ اَدَمِيٌّ وِعَاءً شَـرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسَبِ بْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صَلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَـثُلُثٌ ِلطَعَامِهِ وَثُلُثٌ ِلشَرَابِهِ وَثُلُثٌ ِلنَفَسِهِ
“Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya”.
(Dishahihkan oleh Albani dalam kitab silsilatus shahihah no: 2265)
◾️ TIDAK MAKAN BERLEBIHAN DENGAN JUMLAH BANYAK ATAU BANYAK JENIS MAKANAN
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ يَأْكُلُ فِي مَعْيٍّ وَاحِدٍ وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِي سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ
“Orang-orang mu’min makan dengan satu usus dan orang kafir makan dengan tujuh usus”
(HR. Bukhari no: 5393, Muslim 2060, 182)
◾️ TIDAK MAKAN DAN MINUM DARI WADAH YANG TERBUAT DARI EMAS DAN PERAK
Dari Hudzaifah Radhiyallaahu ‘anhu berkata : Aku telah mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
لاَ تَلْبَسُـوْا الْحَرِيْرَ وَلاَ الدِّيْبَاجَ وَلاَ تَشْرَبُوْا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَِاْلفِضَّةِ وَلاَ تَأْكُلُوْا فِي صِحَافِهَا فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَنَا فِي اْلآخِرَةِ
“Janganlah kalian memakai kain sutra dan yang bergaris sutra (dibaj adalah jenis kain persia. pen.) dan jangan pula kalian minum pada bejana emas dan perak serta makan pada piring yang terbuat dari emas dan perak sebab dia (semua disebutkan di atas) adalah bagi mereka di dunia dan bagi kalian di akhirat”
(HR. Bukhari no: 5426, Muslim no: 2067)
◾️ BERWUDHU SEBELUM MAKAN KETIKA DALAM KEADAAN JUNUB
Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
كَانَ رَسـُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ جُنُبًا فَأَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ أَوْينَاَمَ تَـوَضَّأَ وُضُوْءَهُ ِللصَّلاَةِ
“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau sedang junub dan berkeinginan untuk makan atau tidur maka beliau berwudhu’ terlebih dahulu seperti wudhu’ beliau untuk shalat”.
(HR. Bukhari no: 286, Muslim no: 305)
◾️ TIDAK BERTANYA MENGENAI ASAL MAKAN MINUM KEPADA SAUDARA MUSLIM YANG MENYUGUHKAN MAKANAN MINUMAN
Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ عَلىَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ فَأَطْعَمَهُ مِنْ طَعَامِهِ فَلْيَأْكُلْ وَلاَ يَسْأَلُ عَنْهُ وَإِنْ سَـقَاهُ مِنْ شَـرَابِهِ فَلْيَشْرَبْ مِنْ شَرَابِهِ وَلاَ يَسْأَلُ عَنْهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi saudaranya semuslim lalu dia menyuguhkan kepadanya makanan maka hendaklah dia memakannya tanpa bertanya tentang (asal) makanan tersebut dan jika dia memberinya minum maka hendaklah meminumnya tanpa bertanya tentang asal minuman tersebut”
(HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya 2/399, hadits ini dishahihkan oleh yang alim Albani rahimhullah dalam kitab Silsilatus Shahihah no: 627)
RISE THE UMMAH !
Ayu Ummu Kenzie for Women’s Lines